Komputasi Awan (Cloud Computing)
Komputasi awan (cloud computing) mulai nyaring terdengar sejak tahun 2007. Komputasi awan merupakan istilah yang digunakan untuk layanan teknologi informasi yang bisa dimanfaatan atau diakses oleh pelanggannya melalui jaringan internet atau dalam kata lain bisa juga disebut pemindahan aneka layanan yang digunakan sehari-hari yang tersimpan di computer lokal ke internet. Email yang tersedia dalam bentuk web mail merupakan contoh yang sangat kecil dari teknologi cloud computing. dengan menggunakan layanan email seperti Gmail dan Yahoo Mail, orang tidak perlu lagi menggunakan Outlook atau aplikasi desktop lainnya untuk email mereka. Membaca email dengan browser memungkinkan dilakukan dimana saja sepanjang ada koneksi internet.
Kini, berbagai layanan lain, termasuk pengolahan kata, spreadsheet, dan presentasi telah dipindahkan ke dalam komputasi awan. Google Docs, misalnya, memungkinkan pengguna membuat dokumen atau bekerja secara online tanpa perlu software terinstal di PC atau notebook. Google juga menyediakan pengolahan kata, spreadsheet dan aplikasi presentasi di lingkungan komputasi awan dan terintegrasi dengan Gmail dan Google Calendar. Hal ini menjadikannya sebagai penyedia kebutuhan kantor di web ("atau di awan")
Microsoft dan perusahaan lain juga bereksperimen dengan mengalihkan program-program ke awan untuk membuatnya lebih terjangkau dan lebih mudah diakses oleh pengguna komputer dan internet. Perangkat lunak ini telah memperkenalkan Windows Azure, sistem operasi berbasis cloud yang akan menjadi masa depan Windows OS. Begitu juga dengan IBM yang telah meluncurkan Lotus Live, layanan kolaborasi berbasis cloud.
Terakhir, Apple juga tidak mau ketinggalan untuk memberikan pelayanan penyimpanan berbasis cloud yang terintegrasi dengan iTunes. Apple menyebut bentuk pelayanan ini dengan iCloud. Layanan ini memungkinkan pengguna untuk menyimpan file-file, untuk sementara masih diutamakan untuk lagu, yang otomatis disinkronisasi dengan iPhone, iPod, iPad dan perangkat PC. iCloud diperkirakna akan menjadi ancaman bagi layanan penyimpanan cloud lainnya seperti Amazon S3 dan Google Storage.
Pada perjalanannya pelayanan pada komputasi awan telah berkembang menjadi tiga bentuk jenis layanan, yaitu : Software as a Service (SaaS), Platform as a Service (PaaS) dan Infrastructure as a Service (IaaS). Sistem pelayanan ini memungkinkan siapapun "menyewa" sumber daya teknologi informasi ( Software, Processing Power, Storage dan lainnya) melalui internet dan memanfaatkan sesuai kebutuhan dan membayar secukupnya pula. Dengan begitu tidak ada lagi investasi besar-besaran hanya untuk membangun infrastruktur perangkat lunak penunjang kerja.
Namun, meski tergolong murah para pelaku usaha masih tetap berhati-hati menggunakan teknologi awan ini. Seperti disebutkan Raymond Goh, Regional Technical Director System Engineering Symantec untuk wilayah Asia Selatan, berdasarkan hasil survei yang diselenggarakan oleh perusahaan penyedia solusi keamanan global Symantec pada April 2011, 47 % perusahaan yang sedang mengimplementasikan sistem komputasi awan kurang terbuka untuk pemindahan aplikasi penting bisnis mereka ke sistem tersebut. "Mereka masih mengkhawatirkan faktor kinerja, keandalan, dan keamanan jaringan komputasi awan" katanya. Pada hal, menurut Goh selama perusahaan melakukan pengawasan yang tepat, virtualisasi dan komputasi awan dapat menjadi seaman komputasi tradisional yang selama ini mereka terapkan. Tentu saja, faktor disiplin, terutama dalam melakukan update, baik aplikasi maupun software yang digunakan menjadi syarat mutlak agar semuanya terjamin aman. "Jika semuanya melakukan update secara disiplin, serangan cyber maupun virus yang selalu berkembang dapat cepat terdeteksi", ujarnya. Suka atau tidak suka, teknologi perangakat lunak berbasis cloud computing bisa jadi adalah masa depan internet yang siapa pun haru menghadapinya tanpa ada keraguan, apalagi ketakutan.
Sumber : Majalan Telkomsel Edisi 08-2011
